BSY6Tpd7TfW7TfOpGpY6TpMiTA==

Penambahan Wellpad Baru Pertamina Hulu Rokan Mengakibatkan Kerusakan Struktur Tanah dan Bangunan Masyarakat Sekitar Area Projek

GASPOLNEWS // Simpang Perawang, Minas - Terlalu dekat dengan pemukiman masyarakat, projek pertamina hulu rokan yang berada di simpang perawang menyebabkan beberapa rumah warga rusak retak-retak, bahkan sudah ada yang roboh disebabkan struktur tanah yang turun, bergeser dan bahkan menyebabkan longsor, (Senin,26/02/2024).

Projek pertamina hulu rokan atau PHR melalui kontraktor PT. RIFANSI, PT. HRDP dan PT. HKI dalam penambahan wellpad baru ini, yakni penambahan dengan menanam pipa raksasa berlokasi disimpang perawang yang dimulai pada awal desember 2023 lalu sangat berdampak negatif bagi masyarakat sekitar proyek tersebut, yang diketahui jarak proyek sangat dekat dengan pemukiman warga yang berjarak hanya kurang lebih dua puluh meter. 

Hal ini disampaikan salah seorang warga sekitar proyek berinisial MS yang diketahui hampir semua dinding dan pondasi rumahnya retak, dan yang paling menyedihkan adalah lantai rumah turun dan keadaan rumahnya saat ini tidak layak dihuni, dikhawatirkan roboh oleh getaran yang di timbulkan oleh proyek PHR. 

MS juga menambahkan, kondisi tanah belakang rumahnya yang hanya berjarak lima(5) meter dari bangunan rumahnya telah turun hampir seratus(100) centimeter dan jika tidak disikapi dengan serius akan terjadi longsor. 

 MS saat diwawancarai awak media menjelaskan  "sekitar tanggal 16 Desember 2023, saya duduk dekat jendela rumah sembari menonton televisi pas proyek berlangsung mengalami getaran dan engsel jendela berbunyi, dan yang paling jelas saya lihat ketika ke kamar mandi, air di bak bergoyang seperti sedang terjadi gempa akibat pengerjaan projek PHR. Jelasnya, 

   Tak hanya itu saja, lebih lanjut MS memaparkan, "setelah getaran yang diakibatkan pengerjaan proyek tersebut, saya langsung cek sekeliling rumah dan benar saja dinding rumah saya banyak retakan dan sampai pondasi rumah saya turun, tambahnya. 

   Lanjut marganda, "Saya pun langsung menghubungi abang saya (SH) merupakan pemilik tanah yang saat ini dikelola oleh pihak PHR dan menjelaskan bahwa keadaan rumah dan tanah sekitar projek rusak parah dan struktur tanah turun serta bergeser bahkan longsor", dan direspon langsung oleh SH dan mengatakan foto dan videokan rumah yang retak dan tanah yang turun bergeser dan longsor tersebut dan kirim ke saya. Ucap SH, melalui pesan whatsapp nya. 

  Kemudian SH sebagai pemilik tanah yang telah menerima laporan dari MS mengatakan "akan saya sampaikan ke pihak PHR terlebih dahulu. 

Pada tanggal 22 Desember 2023 MS juga menghubungi SH guna mempertanyakan prihal dampak projek PHR tersebut kepada SH. 

SH menjelaskan kepada MS melalui hasil percakapan SH dan pihak PHR bahwa kronologi kerusakan rumah dan struktur tanah telah disampaikan ke pihak PHR, dan pihak PHR pun menerangkan bahwa telah disampaikan ke pihak tim projek mereka dilokasi, dan lanjut PHR menambahkan kita tunggu action mereka bang", jelas pihak PHR ke SH melalui percakapan whatsapp yang diteruskan ke MS. 

Sembari menunggu reaksi atas laporan keluhan masyarakat yang disampaikan ke pihak PHR, MS pun berinisiatif setelah berdiskusi dengan para warga yang terdampak, dan sepakat sebelum ada respon baik pihak PHR akan meminta projek wellpad tersebut agar dihentikan. 

 Pada tanggal 28 Desember 2023, MS menunggu itikad baik dari perusahaan yang bekerja di bawah rumahnya, namun pihak direspon sama sekali. 

  Tepat pada tanggal 29 Desember 2023, MS dan warga terdampak yang merasa tidak hiraukan oleh pihak perusahan pun langsung mendatangi para pekerja dilapangan berlokasi tempel D, karena ketidak nyamanan akibat getaran pengerjaan perusahaan tersebut, dan  langsung meminta agar pengerjaan wellpad dihentikan. 

Pihak pekerja di projek pun setelah didatangi MS dan warga pun menghentikan pengerjaan projek tersebut. 

Pada tanggal 30 Desember 2023 sekira pukul.08.00wib pihak HRD PT.RIFANSI berinisial (I) dan dua orang rekannya setelah pengerjaan dihentikan dalam beberapa hari sebelumnya datang kembali menemui MS melanjutkan pengecekan bangunan dan tanah yang telah rusak dan longsor tersebut. 

Tak berselang lama, setelah I dan rekannya datang, kemudian disusul datang yaitu, security, polisi dan TNI, dalam mengecek kondisi rumah MS dan memohon agar projek tetap berjalan dan setelah projek selesai baru kita lakukan realisasinya, ungkap I, namun MS dan warga terdampak menolak atas permintaan para utusan yang datang, dengan alasan jika dampaknya semakin para siapa yang bertanggungjawab?, tegas MS dan warga dengan kesal. 

Pihak utusan yang meminta agar pekerjaan tetap dilanjutkan pun tidak dapat menjawabnya. 

 Lanjut pada tanggal 06 Januari 2024, pihak HRD PT. RIFANSI kembali datang kerumah menemui MS bersama rekannya yang diketahui adalah tukang bangunan guna melihat kondisi rumah dan sekalian menghitung semua biaya bangunan rumah.

Setelah dicek, S mengatakan "lebih baik diganti rugi daripada membagus-baguskan yang retak, karena rumah sudah terlalu banyak yang retak dan lebih bagus membuat rumah baru dari pada membobol-bobol, jelas S kepada MS dan didengarkan HRD PT.RIFANSI. 

  Berselang tiga hari selanjutnya, MS juga menyampaikan kepada awak media, ada yang datang tiga orang dari TNI yang diduga disuruh oleh pihak tim projek PHR, dan mereka mengajak berjalan melihat area sekeliling rumah saya sambil bernegosiasi, katanya "apabila perusahaan tidak bertanggungjawab,  aku siap bertanggungjawab, tapi tolonglah pekerjaan dibawah tetap dilanjutkan, ungkap salah seorang TNI. 

MS tetap tidak memberikan kata setuju jika pekerjaan itu dilanjutkan jika keluhan kami belum direspon, tegasnya. 

  Tak hanya sampai disitu, MS juga menerangkan kepada awak media bahwa setelah tiga orang TNI sebelumnya yang datang, besoknya datang lagi pihak HRD PT.RIFANSI, PHR, security, polisi dan TNI yang katanya berpangkat Letkol guna bernegosiasi atas kondisi kerusakan bangunan dan tanah yang dialami MS dan beberapa warga lainnya, menyampaikan bahwa keputusan pihak PHR hanya memperbaiki yang rusak saja, dan dengan jumawanya berkata "ibarat orang sakit ya diobati, dan itu sudah final", dengan nada agak meninggi. 

Akibat gaya arogan dan cara pihak perusahaan dan tim projek beserta para yang berkepentingan dalam hal projek PHR ini dirasa oleh warga sekitar telah bertindak semena-mena kepada masyarakat. 


Hal ini juga terlihat jelas pada hari ini senin, 26 februari 2024, saat mediasi yang diadakan di gedung aula kantor lurah minas jaya yang tidak dapat menyimpulkan dan menemukan solusi dari permasalahan dan peristiwa yang saat ini tengah bergilir di masyarakat minas jaya. 

Menyikapi semenjak berjalannya projek yang berdampak merugikan masyarakat ini, pihak-pihak projek termasuk PHR, Tim projek, pemerintah setempat dan APH TNI-Polri dan lain yang datang melakukan pengecekan hanya dapat berwacana saja, sementara solusi tidak ada, hal ini langsung diungkapkan salah seorang warga yang terdampak. 

Ini terbukti dari berapa pertemuan sebelumnya di rumah MS, dan aula kantor lurah yang sama sekali hasil pertemuan tersebut hanya OMDO(omong doang), jelas MS dengan kesal. 

   MS dan para warga terdampak berharap adanya keadilan kepada kami yang terdampak dan MS juga mengatakan "karena kerusakan bangunan rumah saat ini, keluarga kami takut berada di dalam rumah dikarenakan saat ini hampir seluruh bangunan rumah kami retak dan lantai rumah turun seakan mau roboh", Pungkasnya. 

 Sampai berita ini di terbitkan, pihak perusahaan pengelola projek belum dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap warga yang terdampak, bersambung. 

(MP)

Komentar0